Iklan

Tuhan, Maaf Aku Lagi Konser

narran
Kamis, 17 November 2022 | November 17, 2022 WIB Last Updated 2022-11-17T08:35:36Z

Musik Indie, Konser, Millenial, Agama


NARRAN.ID, OPINI - 
Tidak semua musik itu haram, semua nada adalah karya intuisi yang hidup dari pemberian sang kuasa. Sebagaimana itu titipan hidup dan mati, nada-nada itu kemudian berima dan berirama. Bisa saja tanpa musik cerita tuhan dalam kitab-kitabnya itu tidak banyak mempengaruhi noktah diri yang kita sebut iman itu. Tuhan bukan penghibur yang baik, tapi mungkin dia sajalah yang tau porsi hiburan terbaik. Lagi pula pertemuan tuhan dan musik seperti dua gesekan yang tidak menuju titik yang sama. Lebih kurang sebagai suatu upaya mengisi kekosongan. Lalu apa yang tuhan minta dari ciptaanya itu? Tak lain hanya keinginan agar kita mendekatinya lebih dalam.

Ruang keagamaan kian tak mengasikkan. Lebih banyak tekanan fikihnya dari pada tassawufnya. Semua serba hitam-putih dan salah-benar. Musik meski bergenre, tetapi masih mampu membawa sekat humanisme ke dalam katup yang sama. Sebagian orang bahkan mempercayai mendengarkan musik dengan “tone” sesuai kondisi perasaan, lebih ampuh dari pada menelaah teks tuhannya.

Sekalipun kita sudah berada dalam masyarakat yang gemar menjadikan tuntunan menjadi tontonan, serta memuja pen-dai tidak karena kasyafnya ahlah dan ilmunya, melainkan sebagai fandom baru bagi pangunutnya. Pertunjukkan musik adalah kultus yang mencoba menjadikan arena itu untuk menyelamatkan diri dari realitas yang kejam. Atau lebih jauh, lirik musik adalah satu-satunya kebenaran bahasa yang tersisa.

Pengalaman dan pemahaman Plato, filsuf Yunani kuno yang menawarkan suatu konsep negara ideal. Salah satu ciri negara ideal yang dibayangkan Plato, selain dipimpin seorang filsuf, adalah adanya serdadu atau tentara yang beradab. Keberadaban serdadu dipenuhi melalui pendidikan musik. Pada masa itu,”musik” mencakup keseluruhan kesenian. Para serdadu diwajibkan menerima pendidikan musik dan sastra. Ketentuan ini diberlakukan untuk membedakan tentara negara dari berandal pengganggu.

Pengetahuan tentang musik akan menjadikan tentara memiliki kecerdasan yang pada akhirnya menumbuhkan sikap cinta negara. Cinta kepada negara adalah suatu sikap yang melampaui cinta kepada diri sendiri. Patriotisme hanya mungkin muncul dari mereka yang berpengetahuan dan memiliki kedalaman jiwa. Musik menyediakan itu semua.

Pertujukkan musik belakangan seperti kengerian. Ribuan orang tidak sadar masuk arena yang bahkan sedang mempertaruhkan nasibnya. Kengerian akibat dua tahun kungkungan Covid-19, membuat dahaga menjadi manusia bebas seutuhnya ditunjukkan dengan sedikit nuansa pesta. Informasi media sosial hampir silih berganti memberi pemberitahuan konser ini dan itu. Di sebrang  nan jauh, ada kelompok pengajian yang meneriakkan haram dan halal yang membuat pekak telinga millennial yang gandrung akan budaya icip-icip sesuatu yang baru. Di sebagian yang lain, terlihat musollah dan masjid kehilangan banyak barisan shafnya. Kita benar-benar menjadi sibuk dalam satu pekerjaan libido. Spiritualitas menjadi muatan sekunder yang semakin terpencil di sudut privasi. 

Ke Pasar

Kita tidak boleh juga mensanksikan bahwa peran belantika musik dan perniknya juga telah  membantu hidup seseorang untuk optimis melihat masa depannya. Bukankah, keputusasaan lebih lebih dibenci tuhan dari pada merasa paling beriman. Setelah vakum akibat pandemi, industri musik nasional diharapkan memasuki musim semi. Konser musik yang selama pandemi digelar secara virtual belum mampu menggantikan esensi pergelaran musik pada umumnya. 

Terdapat cita-cita kesatuan dalam setiap konser musik. Mereka menitipkan semangat menjadi manusia terbuka dan menarik makna liriknya. Walaupun tidak keseluruhan makna lirik itu dibawa dalam konsep hidupnya, paling tidak penonton konser tahu apa yang harus dilakukan setelahnya. Banyaknya konser musik sebenarnya mendorong terciptanya mata pencarian baru. Bahkan bagi negara kita, konser musik terus diupayakan agar menjadi proyeksi sebagai kota musik global sebagaimana kesuksesan Bogota Internasional Music Festival menjadi magnet yanag luar biasa bagi turis mancanegara. Bogota Music Market (BOMM) tidak hanya menjadi wahana bagi para musisi, tetapi juga menghasilan ribuan proyek atau investasi baru.

Kota musik pada awalnya adalah sebutan untuk Kota Nashville di Amerika Serikat. Di kota itu ekonomi musik tumbuh pesat. Kesuksesan ekosistem musik di kota yang dikenal dengan musik folk khas Amerika tersebut ternyata terbukti berpengaruh pada keadaan sosial, politik, budaya dan ekonomi sebuah kota.

Anak mudah kita sedang tenggelam dalam kubangan musik indie. Salah satu yang menjadi ciri dari musik indie adalah kentalnya unsur lokalitas yang mereka bawa sebagai bagian dari identitas mereka, baik itu lagu-lagu mereka, bahasa serta penggunaan atribut saat melakukan pertunjukan musik secara langsung. Pada 2022 ini, perkembangan musik Indie semakin pesat, Beberapa musisi seperti Efek Rumah Kaca, Pamungkas, Rumah Sakit, Danilla Riyadi, Feast, Nadim Amizah berhasil menjadi idola kaum muda. Saya juga menyuakainya, sekalipun pilihan musikku berbeda genre.

Pulang Dari Pasar

Kita berusaha memperbaharui naluri kita setiap hari. Bahkan kalau perlu, kondisi yang stabil harus dicarikan penawarnya setiap saat. Yang berasal dari produksi pasar tidaklah bisa kekal. Kita sering kali sangat religius ketika sendiri dan binal saat bersama. Arogan, jika kita menyebut tuhan yang maha pengasih itu akan memberikan fitrahnya di tempat di mana kita tidak mendekatinya. 

Pilihan bertuhan adalah hak individu. Dia tidak dibatasi oleh ciri fisik atau ideologi. Tetapi menjadi rasional dan gelisah merupakan ekspresi yang tidak dikendalikan oleh pribadi kita. Jika kita menyebut mendatangi konser musik adalah bagian intertaiment, lalu apa kebahagian yang dapat dibagi bersama. Pertanyaan itu sempat dipersoalkan oleh perumpamaan kritikus sosial Baudrillad, mengapa tontonan dianggap begitu nyata dari bukti fisik aslinya.

Sibuk itu bukti bahwa kita memenuhi tugas tuhan dari modal pemberiannya. Tetapi kita sering lupa mengambil jeda. Ya, jeda yang membuat kita membuktikan bahwa kita dinyatakan ada oleh diri pribadi. Jika irama dadamu mempersempit pandangamu, bagaimana dengan nada yang hanya sanggup kau hafal namun tidak membuatmu langsung berubah.


Penulis :
Milki Amirus Sholeh
(Penikmat Kajian Sosial)
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Tuhan, Maaf Aku Lagi Konser

Trending Now

Iklan

iklan