Iklan

Berfikir “Seakan-akan Saya Rungkad”

narran
Jumat, 09 Desember 2022 | Desember 09, 2022 WIB Last Updated 2022-12-09T10:59:54Z
Judi, Manusia Moderen, Hasrat
(Sumber:behance.net)

NARRAN.ID, OPINI - Istilah tebak skor sangat familiar dalam ajang kontestasi Piala Dunia Qatar 2022. Sepertinya setiap orang yang mengikuti tebak-tebakan ini akan mengeluarkan jurus kanuragannya untuk menerawang berapakah jumlah skor akhir atau memilih tim apa yang akan menang dari setiap pertandingan. Sebelum tim yang dipilih akan berlaga, prediksi dan satistik pertandingan dari setiap tim akan ditelaah lebih jauh ke belakang, bahkan bisa sampai empat tahun sebelumnya. 

Keyakinan terhadap tim yang dipilih sangat tinggi, memungkinkan pula bahwa setelah memilih tim mereka akan berekspektasi tinggi jika tebakannya benar. Seperti membeli barang yang manarik, bisa saja berupa jam, buku (taktik 100% jitu memilih tim untuk pemula, judi bola), pakaian, bahkan sampai motor dan mobil. Sangat menakjubkan sekali, hanya sekedar menebak skor dan memilih tim bisa mendapatkan profit yang memuaskan. Inilah sistem perjudian yang dibalut dengan ajang kompetisi yang sangat berkelas.

Jika berbicara soal untung dan rugi bukan sebagai landasan dasarnya, ketika sudah terjerumus ke dalam sistem tebak skor dan memilih tim, secara terus menerus dilanjutkan karena rasa kepuasan bahkan penasaran yang ingin digapai. Menggunakan imajinasi untuk sesuatu hal yang sangat tidak pasti. Thomas Hobbes, filsuf abad modern pernah menyampaikan bahwa manusia adalah makhluk yang pada dasarnya ingin memuaskan kepentingannya sendiri, yaitu untuk mempertahankan dirinya sendiri dengan mencari kenikmatan dan mengelakkan dari rasa sakit. 

Pemikiran pragmatis dengan mengedepankan sesuatu untuk memuaskan kepentingan pribadi memang sangat menarik. Seperti hal nya rezeki nomplok yang akan didapatkan dari menebak skor, untuk menggapainya kita harus berimajinasi yang dikemas dengan logika. Untung saja masih dikemas dengan logika, jika kemasannya  menggunakan perasaan, sepertinya sesuatu hal yang mungkin tidak diinginkan akan terjadi, itu jikalau taruhan dan partainya besar. Bisa saja mencari pinjaman dimana pun untuk mengikuti ajang tebak skor kembali, jika masih kalah dalam menaruh taruhan, sepertinya depresi akan menjemput raganya.

Kenikmatan, dan kepuasan memang tidak akan ada habisnya. Seperti apa yang disampaikan oleh Machiavelli, manusia lebih mudah melupakan kematian ayahnya dari pada kehilangan bagian harta warisannya. Jika mengacu kepada pemikiran modern, berfikir rasional sangat dikedepankan. Karena rasionalisme adalah pandangan bahwa pengetahuan diperoleh tidak lewat pengalaman, melainkan diturunkan melewati asas-asas apriori. 

Menyelidiki sesuatu hal yang akan kita perbuat menjadi gerbang untuk pengetahuan awal. Sangat dimungkinkan jika memasang taruhan menggunakan analisa yang sangat rasional, lebih baik berfikir rasional sebelum mengikuti ajang tebak skor tersebut. Sangat sayang dan galau pasti jika tebakannya salah, rasa kepuasan akan timbul ketika tebakannya benar. Kedua hal tersebut akan diulangi kembali walaupun kalah atau menang. Kecanduan akan menyelimuti dirinya dimana dia akan berpijak.

Kecanduan untuk menebak skor, dan mengidolakan tim yang dipilih akan menjadi afirmasi untuk pemilih bahwa pertandingan sepak bola dimenangkan oleh siapa. Didalam buku Pemikiran Modermn dari Machiavelli sampai Nietzsche. Karya F. Budi Hardiman, idola adalah rintangan-rintangan bagi kemajuan manusia sebagaimana tampak dalam kemandekan perkembangan masyarakatnya dan perilaku bodoh pada individunya. Idola adalah unsur-unsur tradisi yang dipuja-puja seperti berhala. Menurut Sir F. Bacon ada empat macam idola. Yang pertama, idola tribus, adalah semacam prasangka-prasangka yang dihasilkan oleh pesona atas keajekan-keajekan tatanan alamiah, sehingga orang tak sanggup memandang secara objektif. 

Kedua adalah prasangka individual atau disebut idola cave, dimaksudkan di sini bahwa pengalaman-pengalaman dan minat-minat pribadi kita sendiri mengarahkan cara kita melihat dunia, sehingga dunia objektif dikaburkan. Yang ketiga, di sini mengacu kepada pendapat atau kata-kata orang yang diterima begitu saja sehingga mengarahkan pada keyakinan-keyakinan dan penilaian-penilaian kita yang tak teruji. Yang keempat, idola theatra, yaitu memperlihatkan bahwa sistem-sistem filsafat tradisional adalah kenyataan subjektif para filsufnya. 

Kesadaran diri untuk berifikir secara objektif menjadi hal yang sangat diutamakan. tidak ada yang menyalahkan pula berfikir secara subjektif, karena pada dasarnya ke subjektifan pemikiran adalah komparasi dari keobjektifan pemikiran itu sendiri. John Locke pernah menyampaikan bahwa pengalaman sebagai sesuatu yang dicerna dari objek, sedangkan ide adalah pengalaman yang dicerna oleh subjek. Engkau akan merasa benar jika mengambil suatu hal yang baik dari pengalaman mu sendiri.

Disampaikan pula Pada laman CNBC Indoneisa yang terbit pada (1 Desember 2022), informasi terkait Perputaran uang judi online pada Piala Dunia 2022 yang digelar di Qatar, sebuah negara di jazirah Arab, diperkirakan menembus US$ 35 miliar atau sekitar Rp 545 triliun rupiah. Pandemi Covid-19 dan momen Piala Dunia yang digelar pada Desember membuat minat orang untuk ikut judi melonjak tajam. Dibalik pemain yang berlaga untuk tim Negaranya, adapula yang berlaga untuk meningkatkan dan menjaga harta martabatnya dengan menebak skor dan memilih tim. Dengan jumlah orang dan biaya yang sangat besar ketika memasang taruhan, mungkin saja akan menyebabkan anggapan sepak bola, bahwa: “bola itu bundar dan semua bisa terjadi”, menjadi “bola itu bandar, semua pertandingan akan kembali kepada bandarnya”. 

Karena manusia menurut Thomas Hobbes adalah homo homini lupus, serigala bagi sesamanya. Walaupun seseorang itu adalah kerabat dekatnya ataupun keluarga, tetap saja akan delibas olehnya demi keuntungan yang sudah diimajinasikan. Melawan kebiasaan seperti itu akan sangat sulit, andai saja kita berfikir, orang yang bebas adalah orang yang bisa menaklukan emosi-emosinya dan mengubah menjadi kesadaran akan dunia sebab akibat. Sudahlah, semoga Lekas pulih dunia tebak skor, dan semoga kemenangan dan kekalahan dalam pertaruhan menjadi imunitas tubuh yang baik.


Penulis:
Ajar Enggar Wakito Pandan Alas
(Pegiat Kajian Sejarah LKISSAH UIN Jakarta)
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Berfikir “Seakan-akan Saya Rungkad”

Trending Now

Iklan

iklan