Pasalnya dia mendengar teriakan, "Ndang rampungno, resikki! (Segera beresi, bersihkan!)
Wujud, pemuda brewok itu memotong dahan pohon mangga depan rumah kuno dan keramat. Memotongnya juga pas surup jelang Maghrib. Tak hanya melewati waktu wingit, rumah itu juga angker.
Rumah itu memang bukan rumah biasa karena merupakan peninggalan keturunan Imam Besar, Kyai Muhammad Hasan Besari. Beliau adalah guru dari pujangga besar Jawa, Ronggowarsito. Tak hanya Ranggawarsita, HOS.Tjokroaminoto sang pahlawan nasional dan pendidik Soekarno juga belajar dan nyantrik di sini.
Esok paginya, Wujud langsung membereskan pekerjaannya yang terbengkalai dan membersihkan daun-daunnya yang mengotori halaman. Sejak itu dia merasa tenang, dan tak lagi dikejar mimpi dan suara dari alam lain
Wujud menceritakan pengalaman mistisnya pada awak nongkrong yang kebetulan asli Ponorogo dimana rumah itu berada.
Rumah kuno itu tepatnya berada di dusun Ngguron, Desa Tegalsari, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo. Berada di kompleks kampung Tegalsari dengan masjid Kyai Hasan Besari yang legendaris.
Di barat masjid ini ada makam agung Kyai Ageng Muhammad Besari beserta Kyai Muhammad Hasan Besari dan Kyai Muhammad Ilyas. Ketiganya adalah satu keluarga dengan silsilah keluarga ke atas hingga sampai Raden Patah dan Nabi Muhammad SAW.
Bertahun-tahun rumah itu terbengkalai dan tak terawat, bahkan karena pihak keluarga atau keturunan yang terpecah-pecah di berbagai kota, hingga diumumkan telah terjual di media sosial.
Ajaibnya, anehnya, jodohnya, sejumlah budayawan seperti Mbah Cuk, tokoh setempat seperti Pak Lurah Tegalsari, dan bahkan seniman dan budayawan dari berbagai daerah menghubungi Anies Baswedan yang punya sejarah dan minat pada kebudayaan.
Rumah kadung terjual setidaknya sudah di-DP (bayar uang muka) dan oleh pembelinya rumah akan dirobohkan dan diganti oleh rumah-rumah petak karena memang amat luas dan lebih menguntungkan.
Nah oleh berbagai pihak, baik Seniman, budayawan, agamawan, para santri dan Kyai meminta pada Anies Baswedan untuk bisa membeli serta merawatnya.
Alhasil atas usaha yang luar biasa akhirnya rumah keramat itu bisa dibeli oleh Anies, dan kini telah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai kegiatan seperti pengajian dan akan juga segera dirapikan buat perpustakaan umum.
Selain sebagai tempat kegiatan keagamaan, rumah keramat peninggalan keturunan keluarga Kyai Muhammad Besari ini akan digunakan juga sebagai rumah budaya.
Serta ada sejumlah kamar yang bisa digunakan para peziarah makam Muhammad Hasan Besari untuk tinggal dan menginap.
Anies Baswedan memang sejak lama mencintai budaya sehingga tak aneh jika berupaya menyelamatkan rumah keramat ini. Rumah leluhur bersejarah dan agung yang telah banyak melahirkan tokoh bangsa kita.
Rudy Han Gagas
(Penulis dan pemerhati sosial Kebudayaan)