Iklan

Remaja Depresi Kesulitan Menemukan Konsultasi Mental

narran
Minggu, 18 Desember 2022 | Desember 18, 2022 WIB Last Updated 2022-12-18T04:29:51Z

Depresi, Kesehatan Mental
NARRAN.ID, ANALISIS - Anak muda dianggap sebagai salah satu kelompok usia yang sering kali rentan mengalami depresi. Perubahan pola hidup dan konsumsi informasi digital menyebabkan mereka seringkali berhadapan pada pilihan kebutuhan dan harapan yang tidak diinginkan. 

Mengalami depresi tidaklah semudah menyebuhkan pusing kepala biasa, selain proses penyembuhan mental yang lumayan mahal, anak muda juga harus mengalami rintangan untuk memiliki akses kepada konsultan mental di sekitar mereka.

Dalam sebuah survei gabungan University of Queensland di Australia, Johns Hopkins University di Amerika Serikat (AS), dan Universitas Gadjah Mada (UGM) di Indonesia berupaya menutup gap tersebut dan menjadi data nasional pertama mengenai diagnosis kesehatan mental remaja di Indonesia.

Kajian itu diberi judul Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) ini melibatkan 5.664 rumah tangga dengan remaja 10-17 tahun dari 34 provinsi. Tahukah anda, bahwa para peneliti menemukan 309 atau sekitar 5,5% sampel remaja terdiagnosis punya gangguan mental sesuai standar diagnostik global (DSM-5), sehingga tergolong Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).

Bahkan, di antara mereka, mayoritas (79,6%) merupakan remaja yang punya gejala yang sampai menghambat aktivitas dan interaksi sosial (impairment). Namun, yang tergolong ODGJ – yakni mengalami impairment sekaligus memenuhi ambang batas kriteria DSM-5 – hanya sekitar seperempat (28,2%).

Kita bertanya apakah alasan kuat yang mendorong fakta-fakta di atas? Di Indonesia, proporsi psikiater dan psikolog per 100.000 penduduk diperkirakan hanya masing-masing 0,29 dan 0,18. Dari jumlah psikiater yang terbatas itu, 75% diperkirakan terletak di Pulau Jawa.

Selain ketersediaan layanan, orang tua atau pengasuh (primary caregiver) juga memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan remaja. Remaja kita bahkan mengeluhkan lingkungan keluarga sebagai salah satu yang menyumbang beban pikiran mereka.

Dalam riset tahun 2021 yang melibatkan 393 remaja, mayoritas responden merasa berbagai tenaga profesional kesehatan mental yang ada kurang ramah (99,2%) dan belum terbuka mendengar permasalahan-permasalahan mereka (99%). Mereka mendambakan layanan yang tidak menghakimi (98,5%) dan menjamin kerahasiaan mereka (99,2%). (Red)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Remaja Depresi Kesulitan Menemukan Konsultasi Mental

Trending Now

Iklan

iklan