Selepas piala dunia kemarin, dunia memang tak
tenggelam dalam kemenangan Argentina. Padahal butuh 32 tahun mereka kembali
mengangkat piala itu. Sederhana jawabannya, Ronaldo bikin ulah! Tentu bukan
saja karena dia benci menjadi bintang penerang bangku cadangan, melainkan
keputusannya menjadi bagian dari tim liga Asia, Al- Nassr. Tim liga Arab itu
berbau minyak yang tentu "bohirnya" serba cukup bahkan mampu membuat Ronaldo duduk
manis dan membeli mesin teller baru untuk menghitung pundi uangnya. Lagi pula
soal gaji, Ronaldo bukan orang baru yang gelap mata soal uang. Dia beberapa
kali menerima kontrak dengan bayaran fantastis. Kepindahannya dari Real Madrid
ke Juventus menjadikannya sebagai migrasi badan dan materi ke Turin termahal di
dunia saat itu.
Asia nampaknya berbangga hati, di usia senjakala Ronaldo
akhirnya dapat membuat liga semenjana mereka bisa naik pamor di muka dunia. Ronaldo
tidak salah pindah, dengan performa yang mungkin masih lebih kuat baterai
Alkalin. Dirinya lebih seperti ambassador sepak bola bagi Asia untuk saat ini. Dia adalah magnet
yang dapat menarik perhatian dunia. Jejaknya selalu berbekas baik bagi klub
yang ditinggalkannya kecuali Mancherster Uniter (reborn) waktu lalu yang tidak
bisa lepas dari ilusi sejarah panjangnya.
Ada banyak sponsor yang berminat beriklan bahkan
membeli hak siar pertandingan Al- Nassr dengan tim lainnya. Di sisi lain,
banyak pemain dunia dengan usia yang hampir purna merencanakan diri pensiun di
liga Arab Saudi itu. Entahlah, apa mimpi para sultan di Saudi Arabia. Walaupun
Pangeran Salman sudah mendapatkan Newcastle United di Premier League, publik Saudi
nampaknya lebih puas saat Ronaldo memilih bermain di negara itu. Kalau berharap
pundi gol nampaknya itu bisa cukup ambil hikmahnya saja, apalagi Ronaldo sudah tidak
lagi bisa zigzag serta kehilangan kemampuan canon ball yang dulu pernah
membuat kiper FC Porto tak bisa tidur saat melawan Ronaldo di UCL. Paling tidak
dia akan menambah pahala karena kedatangannya banyak membawa syukur warga Saudi
atas capaian kesejahteraan salah satu warga negaranya bisa membeli pemain legenda
itu.
Sebagai catatan, Di negara-negara Eropa seperti
Inggris, Italia, Spanyol, Jerman, dan Belanda, sepak bola telah menjadi
industri yang menarik perhatian dunia. Karena itu, keadaban persepakbolaannya
sangat penting dan mendasar. Bahkan, tidak kalah penting dengan kehadiran pemain
sekelas Cristiano Ronaldo, Lionel Messi, dan Erling Haaland. Tapi soal adab, bahwa
nilai Islam di sana cukup kuat dan memang hukumnya rada-rada ketat. Ronaldo tak
perlu kawatir kok jika dia tak bisa cetak gol, tak akan ada botol air zam-zam
melayang di kepalanya.
Di Asia, Ronaldo bisa silaturahmi sambil "ngankring" mungkin dengan Mezut Ozil, si konco lawasnya di Real Madrid dulu. Ya, tak perlu
bahas agama karena itu berat, cukup baginya mengenal kehidupan warga arab,
siapa tahu dia minat belajar syahadat atau paling tidak menyuling minyak Aramco.
Ingat juga, jangan dihubung-hubungkan bahwa kepindahan
Ronaldo ke Saudi gara-gara hanya Saudi-lah yang mampu mengalahkan Messi cs di Piala
Dunia Qatar kemarin. Ronaldo pindah karena insyaf dan memaafkan segala
kekurangan dirinya atas kesulitannya bermain di Eropa. Paling tidak, mungkin
dia bisa saja menjadi the next ekspansionis Postugis, Alfonso de Albuquerque, yang jauh berminat
dan mendapatkan peningkatan hidup dan sumbangsih pada negaranya di Benua Asia. (Red)