(Sumber: NBC News)) |
Jumlah anak muda di Amerika Serikat yang mengidentifikasi diri sebagai LGBTQ+ ditemukan meningkat. Survei Gallup menemukan satu dari enam orang dewasa berusia 18 dan 23 tahun mengidentifikasi diri sebagai lesbian, gay, biseksual, transgender, dan queer (LGBTQ+). Jumlah ini meningkat dari 4,5 persen pada 2017 menjadi 5,6 persen pada 2022.
Salah satu penyebab peningkatan tersebut diyakini akibat dari terjadinya istilah yang disebut ‘penularan sosial’ dan normalisasi homoseksualitas. Hal itu membuat generasi yang lebih muda, sangat rentan, dan percaya bahwa mereka harus mengidentifikasi diri sebagai LGBTQ. Penularan sosial terkait dengan sikap, kepercayaan, dan perilaku yang dapat menyebar ke seluruh populasi seolah-olah menular.
“Paparan sederhana kadang-kadang tampaknya menjadi kondisi yang cukup untuk terjadinya transmisi sosial,” kata peneliti psikolog Paul Marsden, seperti dikutip dari thegospelcoalition, Jumat (6/6/2023).
Fenomena sosiokultural dapat menyebar melalui dan melompat di antara populasi lebih mirip wabah campak atau cacar air daripada melalui proses pilihan rasional. Penularan sosial adalah satu-satunya penjelasan yang memadai mengapa begitu banyak anak muda, terutama wanita yang mengeklaim sebagai biseksual.
Kampanye merajalela oleh media massa dan paparan pornografi juga ikut memengaruhi. Di antara wanita yang mencari pornografi daring, “lesbian” adalah istilah paling populer secara keseluruhan. Konten semacam itu dua kali lebih mungkin ditonton oleh wanita dibandingkan pria.
Selama 40 tahun terakhir, banyak sekali penelitian ilmu sosial telah menetapkan bahwa mengonsumsi pornografi memengaruhi persepsi seksualitas dan norma seksual. Sejak 1973, para peneliti menemukan bahwa paparan pornografi pada usia muda meningkatkan keterlibatan dalam praktik homoseksual.
Tidak mengherankan, karena semakin banyak wanita muda yang terpapar pornografi homoseksual di usia muda, mereka menganggap melakukan tindakan seksual dengan wanita lain sebagai bagian alami dari kewanitaan.
Citra itu diperkuat oleh panutan di media. Sejumlah besar aktris muda yang memulai karier mereka di Disney Channel diketahui mengidentifikasi sebagai biseksual, lesbian, atau queer atau telah berbicara tentang terlibat dalam seks homoseksual. Daftar nama itu, seperti Miley Cyrus, Rowan Blanchard, Demi Lovato, Raven Symone, Selena Gomez, Josie Totah, Mollee Grey, Hayley Kiyoko, Alyson Stoner, dan Bella Thorne.
Penularan sosial ditengarai sebagai salah satu penyebab makin banyak anak muda terjangkit LGBTQ, menurut peneliti psikolog Paul Marsden. Hal ini tentu saja memicu kekhawatiran para orang tua.
Langkah terpenting yang dapat dilakukan orang tua adalah membantu anak memilih kelompok teman sebaya yang tepat. Ada pengaruh baik dan buruk di lingkungan.
Anak-anak akan dipengaruhi oleh orang-orang yang bergaul dengan mereka. Dalam agama manapun juga kerap mengingatkan tentang pergaulan.
Jika memungkinkan, orang tua harus mengetahui kelompok teman sebaya anak. “Sebisa mungkin, orang tua harus memilih dengan siapa anak akan menghabiskan waktu bersama, baik secara daring maupun langsung,” demikian dikutip dari laman Thegospelcoalition, Jumat (16/6/2023).
Kunci untuk melawan penularan teman sebaya adalah melemahkan pengaruh teman sebaya dengan pengaruh antargenerasi. Di luar orang tua dan guru, kebanyakan remaja dan anak-anak tidak bergaul dengan orang yang lebih tua dari mereka setiap harinya. Ini sering terjadi bahkan di tempat keagamaan, yang cenderung memisahkan berdasarkan kelompok umur.
Memiliki teman sebaya yang lebih tua dalam hidup anak dapat melemahkan efek dari kelompok usia mereka dan memberi remaja perspektif yang lebih luas tentang masalah mereka. Ini juga bisa bermanfaat bagi anak-anak yang lebih besar dan remaja untuk memiliki orang dewasa di tempat ibadah dan di luar keluarga mereka yang bisa mereka mintai bimbingan atau untuk berbicara tentang pergumulan mereka.
Anak-anak bisa menderita ketika mereka tidak memiliki persahabatan dan pengaruh lintas generasi. Mereka butuh orang yang tua dan tidak takut untuk berbicara tentang pandangan agama, seksualitas, dan untuk menunjukkan kepada generasi yang lebih muda tentang Tuhan dan terkait cara yang lebih baik untuk menjadi manusia. (Red).