Iklan

Ujian Putin itu Bernama Wagner

narran
Jumat, 30 Juni 2023 | Juni 30, 2023 WIB Last Updated 2023-06-30T15:25:18Z
putin, wagner, rusia, ukraina, nato
(Sumber: Tempo))
NARRAN. ID, ANALISIS - Siapa sangka jika Warner Group, tentara bayayan kebanggan Moskwa menjadi alat kejut bagi Presiden Rusian Vladimir Putin. Rusia tidak pernah berpikir bahwa kesetian yang dirawat mahal itu menjadi delik masalah sendiri di pertengahan konflik antara mereka dan Ukraina. 

Pekan lalu, Moskwa, ibu kota Rusia, selama dua hari, mencekam dan senyap. Rakyat dilarang keluar rumah. Malah, ikhtiar mencari pelindungan di bawah tanah sudah mulai dianjurkan. Pasalnya, ada ancaman kelompok bersenjata Wagner yang dipimpin Yevgeny Prigozhin, yang akan menyerang dan melantakkan kota Moskwa untuk menggulingkan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Prigozhin kecewa terhadap Putin karena pasukan Rusia, katanya, menggempur anggota pasukan Prigozhin. Ia berpekik dan protes. Di lain kesempatan, Prigozhin menegaskan motifnya melakukan hal tersebut adalah ”membersihkan Rusia dari koruptor yang mengorbankan rakyat sendiri”.

Prigozhin adalah mantan anggota pasukan Rusia yang memiliki jejak kelabu di masa silam. Ia pernah dijatuhi pidana penjara karena pencurian dan perampokan. Namanya mulai menyedot perhatian dunia ketika lembaga Internet Research Agency yang didirikannya ditengarai menyebarkan berita hoaks yang memojokkan Hillary Clinton ketika bersaing dengan Donald Trump memperebutkan kursi nomor satu di Amerika Serikat.

Prigozhin mendirikan kelompok bersenjata Wagner pada 1 Mei 2014, dan sudah membantu Putin menganeksasi Krimea, Ukraina, pada 2014. Pasukan ini berkekuatan 25.000 orang yang terlatih baik secara militer.

Sejak Rusia mengokupasi Ukraina lebih dari setahun silam, peran Prigozhin sangat kental karena dialah pasukan andal yang berada di garis depan melawan pasukan Ukraina. Pasukan Wagner juga pernah terlibat perang di Suriah, Afrika, dan Amerika Latin.

Ada yang menganggap kelompok bersenjata Wagner sebagai tentara bayaran, yang oleh umum, acapkali menyebutnya sebagai soldiers of fortune. Dari segi hukum, tentara bayaran disebut sebagai mercenary.

Tentara bayaran ini bukan fenomena baru karena sejak kekaisaran Romawi, tentara bayaran sudah ada, dan dinamai Blearic Slinger. Pada abad pertengahan di Jerman, mereka disebut sebagai Landsnechts. Dalam Revolusi Amerika, mereka dinamai Hessian. Di Italia mereka diistilahkan sebagai Condottieri.

Tentara bayaran ada karena ada kebutuhan sebuah negara untuk menyerang atau mempertahankan diri, sementara negara itu memiliki keterbatasan dana, dan tenaga terampil. Bisa juga sebuah negara mempekerjakan tentara bayaran karena moril pasukan tentara bayaran sangat kuat dalam laga pertempuran. Tidak mau kalah.

Secara singkat, tentara bayaran dapat kita persepsikan sebagai pasukan penggempur yang digunakan oleh sebuah kekuatan untuk melawan kekuatan musuh. Pasukan tersebut tidak masuk sebagai tentara reguler dari negara yang mempekerjakannya.

Pengaturan detail tentang status tentara bayaran dalam perang ada pada Protokol Tambahan I Konvensi Wina 1977. Di situ ditegaskan bahwa tentara bayaran tidak berhak atas status kombatan dan tawanan perang.

Artinya, apabila sesuatu terjadi pada personel tentara bayaran tersebut, misalnya ditangkap musuh, maka orang yang ditangkap tersebut tidak dianggap sebagai anggota pasukan tentara yang memiliki sejumlah hak yang dijamin oleh hukum humaniter, dan sama sekali tidak mendapatkan keistimewaan sebagai tawanan perang. Artinya, tentara bayaran tersebut bisa mati konyol.

Selanjutnya, tentara bayaran menurut Protokol Tambahan I tersebut, motifnya adalah memperoleh keuntungan pribadi dan dijanjikan kompensasi materi atau jabatan dalam angkatan bersenjata. Dengan ketentuan tersebut, sekilas pasukan Wagner tersebut adalah tentara bayaran dari Rusia karena mereka bukan anggota pasukan reguler tentara Rusia, dan mereka secara aktif ikut mengangkat senjata membantu pasukan Rusia melawan Ukraina.

Selain itu, pemimpin dan pendiri kelompok Wagner ini, Prigozhin, adalah seorang pengusaha yang malang melintang di berbagai bidang usaha. Ini berarti, apa pun yang dilakukan Wagner, motifnya adalah keuntungan material belaka. Kesimpulan ini diperkuat dengan kenyataan bahwa Prigozhin adalah sekutu dekat Putin berpuluh-puluh tahun ke belakang, dan banyak mendapatkan keuntungan dari pesanan kebutuhan Pemerintah Rusia, termasuk menyiapkan logistik, dan sebagainya.

Hanya saja, dalam Protokol Tambahan I, ada kriteria lain sebuah kelompok bersenjata bisa dikategorikan sebagai tentara bayaran, yaitu kelompok bersenjata tersebut bukan warga negara dari pihak-pihak yang bertikai. Dalam konteks ini, harus diselisik betul, apakah semua anggota pasukan Wagner adalah warga negara Rusia atau ada yang bukan? Semua anggota pasukan Wagner yang berkewarganegaraan Rusia tidak boleh dianggap sebagai tentara bayaran.

Mengapa balik badan

Dengan jejak yang jelas ke belakang itu, kita pun semua lalu bertanya, mengapa Prigozhin tiba-tiba balik badan mau menggempur sekutunya sendiri, Putin?

Kemungkinan terbesarnya adalah kekecewaan Prigozhin terhadap temannya sendiri, Putin, yang mungkin terlambat bayar atau pembayaran tidak sesuai dengan yang dijanjikan. Ada juga kemungkinan Putin tidak memenuhi janjinya yang lain, semisal jabatan di pemerintahan.

Lantas, mengapa Putin sontak mengampuni mereka, sementara mereka sudah dikategorikan sebagai pengkhianat bangsa. Lagi pula bukankah Putin adalah tipe pemimpin yang di dadanya penuh dendam kepada siapa pun yang mencoba melawan kehendaknya dan berniat serta berikhtiar menggoyang kekuasaannya. Mengkritik saja tidak boleh, apalagi lagi mengangkat senjata?

Pertama, Putin sangat meyakini kemampuan kelompok bersenjata Wagner. Ia mungkin tidak yakin pasukan Rusia bisa merontokkan kekuatan ini. Masalahnya, moril pasukan Rusia dalam melawan pasukan Ukraina, belakangan ini, sangat merosot. Tiba-tiba harus berhadapan dengan pasukan Wagner, sesama bangsa sendiri, moril pasukan Rusia lebih merosot lagi.

Faktanya memang, Putin hingga kini, sudah lebih dari setahun lamanya berperang, tetap tidak bisa menaklukkan Ukraina. Padahal, di awal perang, Putin menjanjikan akan melibas Ukraina hanya dalam hitungan beberapa hari saja. Dengan itu semua, Putin tidak mau berhadapan dengan dua kekuatan bersenjata di saat yang sama.

Dengan pertimbangan itu, sebagai seorang yang memerintah dengan tangan besi, Putin tidak mau kehilangan muka, sekaligus tidak mau kehilangan kekuasaan. Sebab, apabila tetap berhadapan dengan pasukan Wagner, dalam keadaan pasukan yang bermoril rendah, faktor kegagalan sangat besar. Apabila pasukan Wagner menang, maka kekuasaan Putin pasti terancam.

Kedua, sebagai sekutu dekat yang bertahun-tahun lamanya terpelihara awet, bisa saja Prigozhin banyak tahu hal tentang Putin, seperti trik-trik politik menghadapi dan membasmi musuh politiknya, bagaimana mempertahankan kekuasaan, pengelolaan dana publik dan dana privat yang melibatkan Putin, keterlibatan Putin dalam pelbagai operasi intelijen dan militer di luar negeri, termasuk taktik dan strategi melawan Ukraina. Apabila Prigozhin memuntahkan informasi-informasi tersebut, Putin bisa kewalahan. Maka, ada baiknya Putin berkata: ”Let him go.”. (AM/SA)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Ujian Putin itu Bernama Wagner

Trending Now

Iklan

iklan