Foto: Istimewa |
Dengan semangat kemerdekaan, Nawardi mentransfer pemahamannya tentang Pancasila bahwa generasi millenial dengan segenap keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi di eranya, boleh jadi menghasilkan karya-karya kreatif dan inovatif. Menurutnya, di saat bersamaan, generasi milenial sedang mengalami krisis makna mengenai pandangan hidup berbangsa dan bernegara.
“Nah, di sinilah negara berperan dalam mengatasi permasalahan krisis makna atas pandangan hidup berbangsa dan bernegara saat ini. Diperlukan suatu langkah untuk membawa kembali bangsa Indonesia khususnya generasi milenial, berada dalam jalur falsafah Pancasila”, tegas aktifis 98 asal Madura itu.
Nawardi berharap, nilai-nilai Pancasila seharusnya sudah terpatri dalam jiwa dan akal generasi milenial. Sayangnya, nilai-nilai Pancasila sudah mulai terkikis, salah satunya karena gempuran globalisasi.
Mantan ketua HKTI Jatim itu juga menguraikan cara menerapkan Pancasila sebagai pandangan hidup berbangsa dan bernegara bagi generasi milenial, yakni dengan menerapkan Pancasila sebagai tuntunan dalam kehidupan sehari-hari. Artinya, nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi kunci dalam mengatur tingkah laku dan sikap masyarakat.
“Masyarakat Indonesia harus mampu menghayati dan mengamalkan nilai-nilai kebenaran yang terkandung di dalamnya. Jika nilai kebenaran tersebut tidak diamalkan, maka Pancasila sebagai ideologi bangsa tidak lagi memiliki manfaat”, pungkas Nawardi kepada siswa SMK N 1 Tapen Bondowoso. [Red]