Iklan

Lampaui Fredy Budiman, Nama Fredy Pratama Menjadi Buronan Narkoba Internasional

narran
Kamis, 21 September 2023 | September 21, 2023 WIB Last Updated 2023-09-21T04:52:48Z

fredy pratama, narkoba, bnn, mafia
Sumber: Disway.id
NARRAN.ID, NASIONAL - Habis Fredy Budiman, Terbit Fredi Pratama itulah kata yang bisa menggambarkan betapa kuatnya jejaring mafia Narkoba di tanah air. Publik dibuat tercengah dengan temuan narkoba bernilai triliunan rupiah yang dimainkan oleh bandar yang berasal dari Indonesia. Sembilan tahun Fredy Pratama jadi buron. Pria berjulukan Cassanova ini bagian dari jaringan pengedar narkoba internasional.

Bareskrim Polri merilis gambar gembong narkoba Fredy Pratama dalam pengungkapan kasus penangkapan 39 tersangka jaringan Fredy Pratama di Lapangan Bhayangkara, Jakarta, 13 September 2023.

Awalnya, selebgram Nur Utami tiba-tiba menjadi sorotan. Perempuan asal Sulawesi Selatan itu diduga tersangkut dengan sindikat pengedar narkoba Fredy Pratama. Ia ditangkap pada pekan lalu di kediamannya di Kompleks Hartaco Permai, Kelurahan Tamalanrea Jaya, Kecamatan Tamalanrea, Makassar. “Ditangkap Jumat lalu, sekitar pukul 09.00,” kata Faisal, Ketua RT 005 RW 001 Kelurahan Tamalanrea Jaya, kemarin. 

Pagi itu, kata Faisal, sejumlah anggota Mabes Polri datang ke rumahnya. Polisi meminta Faisal menjadi saksi untuk penggeledahan di rumah Nur Utami. “Tapi polisi bilangnya kasus tindak pidana pencucian uang, bukan kasus narkoba,” kata dia. “Setahu saya yang disita ada tiga mobil.”

Nur Utami dikenal baik oleh tetangga. Sebab, keluarganya termasuk penduduk lama di lingkungan itu. "Dia besar di sini,” kata Faisal. Sebelum menikah, Nur Utami bergaul cukup akrab dengan warga sekitar. Namun sikapnya berubah setelah dia menikah dengan pria bernama Saru. “Sekarang dia menjadi tertutup.”

Nur Utami, selebgram asal Makassar, ditetapkan sebagai tersangka terkait dengan jaringan Fredy Pratama. Dok. Istimewa/Instagram

Faisal tidak kenal dekat dengan suami Nur Utami. Sebab, selain tidak suka bergaul, Saru kerap bepergian. Para tetangga tidak ada yang tahu pekerjaan Saru. Namun, kepada salah satu tetangga, Nur Utami pernah mengatakan suaminya bekerja di pertambangan di Kalimantan dan memiliki usaha di Malaysia. 

Informasi tentang pekerjaan Saru yang sesungguhnya datang dari Wakil Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Mabes Polri, Komisaris Besar Jayadi. Menurut dia, Saru adalah antek Fredy Pratama untuk mengedarkan narkoba. “S terhubung dengan WW, pengendali narkoba jaringan Fredy Pratama di Sulawesi Selatan,” kata Jayadi.

Jayadi memastikan Nur Utami tidak terlibat langsung dalam peredaran narkoba. Namun dia tahu pekerjaan suaminya dan menikmati uang hasil penjualan narkoba. “Uang itu digunakan untuk membeli barang-barang atau berinvestasi,” kata Jayadi.

Dari penangkapan Nur Utami, polisi menyita sejumlah barang bukti, di antaranya tiga unit kendaraan roda empat serta sejumlah barang bermerek, seperti tas Hermes dan Louis Vuitton. Selain itu, polisi tengah menelusuri aset-aset lain yang berbentuk tanah dan bangunan. “Sementara untuk S, saat ini masih buron,” katanya. 

Sembilan Tahun Tak Tersentuh 

Bareskrim Mabes Polri telah membentuk tim satuan tugas khusus untuk memburu gembong narkoba jaringan internasional Fredy Pratama. Tim ini mulai bergerak sejak Mei 2023 dengan sandi Operasi Escobar dan telah menangkap 39 anggota jaringan Fredy Pratama. Salah satu orang yang diringkus adalah Kepala Satuan Reserse Narkoba Polres Lampung, Ajun Komisaris Andri Gustami. Dalam jaringan itu, Andri berperan sebagai kurir spesial. 

Jayadi mengatakan Fredy Pratama saat ini menjadi buron internasional. Terakhir kali dia terdeteksi berada di Thailand. "Untuk itu, kami terus berkomunikasi dengan pemerintah dan kepolisian Thailand," katanya.  

Dalam upaya memberantas peredaran narkotik, kata Jayadi, enam bulan lalu, kepolisian Indonesia mengikuti pertemuan dengan kepolisian Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Singapura di Cairns, Australia. Dalam pertemuan itu, masing-masing negara bertukar informasi tentang peredaran narkotik. Dari pertemuan itu, terjalin kepercayaan satu sama lain.

"Sehingga, ketika dapat informasi bahwa Fredy lari ke Thailand, kami tinggal hubungi mereka, karena hubungan sudah bagus, mereka siap bantu," ujarnya. 

Fredy Pratama sebenarnya dinyatakan buron sejak 2014 oleh Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan. Namun, kala itu, polisi belum mengetahui jati diri Fredy secara jelas. Nama yang dicatat dalam daftar pencarian orang adalah Miming alias Mojopahit. 

Belakangan, berdasarkan pengungkapan kasus pada 2020-2023, polisi menemukan keterkaitan antara Miming alias Mojopahit dan Fredy. Pada periode itu, polisi menerima sedikitnya 408 laporan dan berhasil menyita barang bukti berupa 10,2 ton sabu. Setelah diselidiki, seluruh barang bukti itu selalu terhubung dengan jaringan Fredy Pratama.

Peran Fredy dalam mengendalikan peredaran narkoba semakin terang setelah polisi menggelar Operasi Escobar. Dengan kepastian itu, polisi akhirnya menerbitkan red notice untuk Fredy Pratama. "Jadi, ada puzzle-puzzle yang mulanya terputus. Namun, setelah operasi Escobar, puzzle-puzzle itu tersambung," ujar Jayadi. 

Anggota kepolisian menata barang bukti narkoba dalam kasus sindikat perdagangan gelap narkoba dan TPPU jaringan internasional Fredy Pratama di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta, 12 September 2023. 

Fredy tercatat berasal dari Kalimantan Selatan. Pria berjulukan Cassanova ini diduga menjalani bisnis narkoba sejak 2009. Dia meninggalkan Indonesia setelah dinyatakan buron oleh Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan pada 2014.  

Istri Fredy diketahui berasal dari Thailand dan mertuanya adalah bos kartel narkoba. Fredy mendapat pasokan narkoba dari kawasan Segitiga Emas—mencakup sebagian Myanmar, Cina, Laos, dan Thailand—yang menjadi pusat perdagangan narkoba di Asia Tenggara.  

Peneliti dari Perkumpulan Institute for Criminal Justice Reform (ICJR), Maidina Rahmawati, mengatakan, dalam kasus narkotik, selama ini yang paling banyak ditangkap adalah penggunanya. Sementara itu, untuk bandar dan pengedar banyak yang lolos dari jerat hukum. 

Pernyataan Maidina itu mengacu pada hasil penelitian Indonesia Judicial Research Society (IJRS) pada 2022. Dari 1.335 kasus narkotik yang diputus pengadilan, sebanyak 44,6 persen tersangkanya adalah pengguna. Sementara itu, kurir sebanyak 24 persen dan pengedar hanya 18 persen. "Baru bandar 12 persen dan terakhir, yakni produsen, hanya 0,4 persen," ujarnya. 

Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto, menilai polisi membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk memburu Fredy Pratama. Lamanya penanganan terhadap gembong narkoba itu memunculkan berbagai asumsi dan spekulasi. Apalagi belakangan ada polisi aktif yang terlibat dalam jaringan pengedar. "Asumsi yang muncul adalah oknum tersebut tidak berdiri sendiri, mengingat ada sistem waskat di kepolisian," katanya.

Menurut Bambang, kepolisian harus membongkar semua jaringan Fredy di dalam negeri secara besar-besaran. "Kalau benar kepolisian ingin menjadikan ini momentum perang melawan narkoba," ujarnya.[Red]


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Lampaui Fredy Budiman, Nama Fredy Pratama Menjadi Buronan Narkoba Internasional

Trending Now

Iklan

iklan