Iklan

Hamas Tanpa Arab!

narran
Selasa, 07 November 2023 | November 07, 2023 WIB Last Updated 2023-11-07T06:45:42Z

hamas, palestina, israel
Sumber: TV One News
NARRAN.ID, OPINI - Di luar ribuan jumlah korban yang berjatuhan di Gaza, Palestina, banyak pertanyaan mengapa Halaqah Al-Maqawwamah Al-Islamiyyah (HAMAS) besutan Alm. Syeikh Yassin itu tidak menyerah. Gugur dan tumbuh lagi, seoalah HAMAS memiliki cara hidup di luar nalar dengan blockade perbatasan dan lautan, mereka masih bisa menampilkan diri sebagai “Guardian” Masyarakat Gaza.

Tak mau jadi keledai jatuh di lubang yang sama, HAMAS nampaknya belajar banyak dari metode perang maya yang dilakukan Israel. Dalam menyerang, Hamas mengandalkan salah satu senjata perang paling ampuh di dunia, yakni media internasional. Eytan Gilboa (2002) menyatakan, salah satu penggunaan media adalah sebagai wadah para pemimpin untuk mengekspresikan kepentingan dalam negosiasi yang mereka lakukan. Tujuannya, membangun kepercayaan diri dan memobilisasi dukungan publik atas sebuah kesepakatan.

Hal itu tidak jauh berbeda dengan yang terjadi di Gaza kali ini. Di satu sisi, Israel memiliki persenjataan dan kemampuan militer yang jauh di atas Hamas. Tapi, Hamas dengan mudah menampilkan korban-korban perang, terutama warga sipil dan anak-anak kepada media-media asing serta via Twitter dan Facebook, Instagram, dan Tik-Tok. Dengan mendramatisasi rasa empati yang tinggi terhadap korban penduduk sipil Palestina, perlawanan terhadap tindakan Israel terbentuk melalui emosi kebencian terhadap negara Yahudi. Hamas berhasil menyedot perhatian masyarakat dunia melalui media massa.

Rudal Hamas mungkin tidak dapat menghancurkan Israel, tetapi kritik dan sanksi internasional setiap saat bisa mengancam Israel. Mantan Presiden Bill Clinton menyatakan, Hamas ’’memiliki’’ strategi yang dirancang untuk ’’memaksa’’ Israel membunuh warga sipil Palestina. Dengan begitu, seluruh dunia akan menghukum Israel.

Kala itu, Hamas pemenang pemilu dan berada di puncak kejayaan politik dan militer. Mereka sangat populer di kalangan rakyat Palestina. Bukan hanya di Gaza melainkan juga di kota-kota di Tepi Barat dan di kamp-kamp pengungsi Palestina tersebar di banyak negara. Mereka memperoleh simpati luas dari dunia Arab dan dunia Islam. Di tengah kegagalan beruntun proyek perdamaian sejak kematian Rabin 1995, perlawanan menjadi pilihan yang memiliki daya tarik kuat masa itu.

Mantan Presiden Mesir, Morsi nampaknya tidak senang dengan kemandirian HAMAS, wajar menjadi rahasia umum bila jejaring pasokan senjata dan pangan mereka berasal dari perbatasan Mesir. Rezim baru Mesir menuduh Hamas terlibat aktif membantu gerakan Ikhwan Mesir mulai pembebasan tahanan, mempertahankan pemerintahan Mursi hingga membuat ”onar” saat Mursi ditumbangkan. Rezim baru Mesir menetapkan Hamas sebagai organisasi teroris sebagaimana terhadap Ikhwan. Hamas dituding ikut campur sangat jauh dalam persoalan dalam negeri Mesir.

Tanpa Simpati Arab

Mengapa negara Arab tidak begitu semangat atas musibah di Gaza. Semua dugaan ini mengarah kepada fakta bahwa memang HAMAS memiliki keterbatasan hubungan dengan negara lain. Bahkan, para petinggi Mesir menyebut kelompok-kelompok bersenjata yang melakukan aksi pembunuhan terhadap tentara dan polisi Mesir pascakejatuhan Mursi adalah orangorang terkait Hamas. Karena itu, Mesir terlibat dalam upaya penghancuran Gaza saat ini, dan itu makin terbukti dengan kuatnya ”sinyal koordinasi” Tel Aviv- Kairo terkait operasi itu dan upaya gencatan senjata.

Keterpojokan Hamas makin parah sebab Mesir berupaya mendesakkan ”vonisnya” terhadap Hamas ini kepada negara-negara Arab lain. Tak pelak, karena pengaruh Mesir, posisi Hamas di kawasan makin sulit.

Kondisi ini masih diperparah peristiwa yang lebih dulu terjadi yakni perang Suriah. Sebagian pemimpin kelompok ini semula tinggal di Suriah termasuk pemimpin tertinggi biro politiknya Khaled Meshal. Perang Suriah yang melibatkan aktor-aktor kuat kawasan, sebagian adalah pendukung Hamas, menjadikan kelompok ini kehilangan salah satu patron pentingnya.Mereka memiliki mental baja untuk menghadapi situasi sangat sulit. Misalnya di tengah isolasi dari semua sisi, baik Israel, Mesir dan Tepi Barat, kelompok ini masih mampu memenuhi kebutuhan untuk membangun persenjataan melalui terowongan berjarak berkilokilometer di perbatasan Refah.

Keunggulan kelompok ini juga berkat soliditas internalnya. Berbeda dari kelompok ektremis seperti Daisy (NIIS di Irak dan Suriah), kelompok ini sejak terbentuk sekitar 35 tahun lalu tak mengalami perpecahan besar. Ideologi mereka kental tak hanya di kalangan pengikut tapi juga di kalangan para pemimpinnya.

Yang tak kalah penting, dalam kesadaran kelompok Hamas, mereka selalu dalam situasi perang dengan Israel kendati tak ada kontak senjata. Mereka selalu mempersiapkan bakal terjadinya perang besar melawan Israel. Dan inilah mengapa, pemimpin Hamas sejak awal menyatakan kesiapan mereka bertarung dalam waktu lama.

Cerdik

Sejak Kelompok itu berdiri pada 1987 pada permulaan intifada Palestina pertama melawan pendudukan Israel di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Itulah sebabnya mengapa Hamas menyerang Israel. Dalam piagam pendiriannya Hamas berkomitmen untuk menghancurkan Israel. Komitmen itu diwujudkan melalui divisi militernya “Brigade Izzedine al-Qassam”.

Bukan sekali, bahkan berkali-kali. Hamas terkonfirmasi pernah menerima tawaran genjaran senjata dengan Isarel dengan klausul yang cukup unik dan membuta kelompok Fatah merasa tertipu. atah dan Hamas merupakan dua faksi utama pembebasan Palestina. Fatah berkuasa di Tepi Barat selaku penguasa otoritas Palestina. Sedangkan, Hamas berkuasa di Gaza.

Kedua faksi ini terlibat sengketa sejak Hamas memenangkan pemilu pada 2006 dan berkuasa di Gaza setahun kemudian. Tepi Barat dan Gaza terpisah akibat penjajahan Israel. Di wilayah pemisah ini lalu dibangun permukiman Yahudi.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk mendamaikan kedua faksi, tetapi selalu gagal karena perbedaan prinsip. Fatah berideologi sekuler dan dianggap lemah menghadapi Zionis Israel. Terbukti semua upaya perundingan damai dengan Israel tidak membuahkan hasil bagi perjuangan bangsa Palestina.

Sementara, Hamas berideologi Islam dan lebih mengandalkan perjuangan bersenjata. Beberapa kali mereka berhasil memukul mundur militer Israel yang mencoba menginvasi Gaza. Karena kecewa terhadap Fatah, mereka pun mencoba berunding langsung dengan Israel, termasuk perjanjian gencatan senjata kala itu tapi Hamas menolak.

Jelas ini bukan pembelaan utuh atas Tindakan Hamas, namun dinamika politik global jazirah arab telah membuka periode baru yang lebih tidak masuk akal mengenai persatuan Arab sebenarnya.

Taktik Mutakhir

Ada yang bilang perang kali ini Hamas menjadikan Gaza sebagai “Vietnam-nya Amerika” di mana terdapat banyak terowongan yang sulit diditeksi oleh Israel, yang digunakan Hamas sebagai sarana mengawasi serta melakukan serangan langsung. Kemampuan teror taktis dan strategi Hamas meningkat sejak mereka mulai menggali terowongan dan bersembunyi di Jalur Gaza beberapa dekade lalu.

Pertumbuhan dan perubahan fungsi terowongan Hamas juga luar biasa cepat. Mulai dari sebagai tempat untuk menyelundupkan barang kebutuhan sehari-hari, mempertemukan anggota keluarga yang terpisah, dan penyimpanan persenjataan, terowongJaringan terowongan Hamas.

Terowongan itu konon sudah ada sejak lebih dari 4.000 tahun yang lalu. Raja Sargon yang Agung, raja Semit pendiri kerajaan pertama di Mesopotamia, sudah membangun terowongan di Akkad (2334 dan 2279 SM) sebagai strategi melumpuhkan musuh-musuhnya. 

Terowongan itu tidak semudah dibayangkan, ketika pasukan AS menyerang posisi kelompok Al Qaeda dan mengejar Osama bin Laden pada 2002, mereka juga menemukan terowongan besar yang menghubungkan formasi goa alami Tora Bora di Afghanistan. Terowongan di Gaza memiliki beberapa karakteristik dasar yang sama dengan goa pemakaman, tambang, dan sistem persembunyian lainnya karena penggali terowongannya memakai metode serupa.

Sejak 2009, Hamas beralih memakai taktik bawah tanah dan menggali sekitar 35 terowongan di bawah perbatasan dengan Israel, beberapa bahkan tembus ratusan meter ke dalam wilayah Israel. Terowongan itu bukan lagi sekadar rute transit yang panjang, melainkan goa dan terowongan tanah bertingkat dengan ruangan, aula, dan gudang.Hingga tahun 2000-an, terowongan biasanya digali pada kedalaman 4-12 meter. 

Di atas kedalaman 4 meter, terowongan tidak stabil. Akan tetapi, ini semua hanya pengamatan umum dan hasil penelitian geofisika secara insidental di area simulasi karena Israel tidak pernah memetakan atau mengukur terowongannya. Ternyata, terowongan Hamas kini mencapai kedalaman hingga 80 meter di bawah Gaza.Israel memperkirakan saat ini setidaknya ada 1.300 terowongan yang membentang sejauh kira-kira 483 kilometer melintasi Jalur Gaza yang panjangnya 40,2 kilometer.

 Israel menggambarkan terowongan Hamas sebagai salah satu jaringan bawah tanah paling rumit di dunia dan berisiko tinggi untuk tertangkap atau terbunuh. Saking banyaknya terowongan di dalam tanah, Israel menyebutnya ”Metro Gaza”.

Karena itu, Israel sebenarnya lebih memilih menghancurkan Hamas dari jarak jauh. Lalu Israel punya ide baru menutup terowongan Hamas dengan meledakkan ”bom spons” dengan ledakan busa yang bisa cepat mengembang dan mengeras. Hanya, pertimbangannya kembali pada keselamatan sandera karena Hamas diduga menyembunyikan sandera di dalam terowongan.


Penulis :
Melqy Mochamad
(Penikmat Sosial)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Hamas Tanpa Arab!

Trending Now

Iklan

iklan