Foto: Sri Meisista |
Subuh tadi akhirnya terang bagi Sri, tidak panjang lebar pimpinan akhirnya sidang bersepakat menetapkan dirinya sebagai Formateur terpilih. Saat dimintai keterangan, Sri masih enggan berkomentar. Namun desakan untuk menjelaskan apa yang terjadi di arena Munaskoh akhirnya dia pu mengiyakan.
Sri mengatakan bahwa dirinya tidak lagi berpikir apa yang sudah dilewati sebelumnya. Dia hanya menunjukkan dari raut mukanya bahwa situasi sebenarnya rumit. Namun Sri tidak memungkiri bahwa pasti ada efek pasca Munaskoh, hanya dirinya yakin semua bisa ada jalan keluarnya.
"Setiap proses MUNAS Kohati pasti menghasilkan konflik, tapi itu hal biasa dalam dinamika pergantian kepemimpinan di tubuh HMI, akan tetapi saya siap menjembatani setiap ide dan gagasan yang hadir dalam proses MUNAS kali ini," terangnya, Minggu (3/12).
Perempuan asal Palu itu bersyukur teman dan tim yang selama ini menjadi kawan dan rekan tidak meninggalkannya sampai akhir. Bagi Sri, ini merupakan kerja keras tim untuk meyakinkan para HMI-Wati dari berbagai cabang nusanatara untuk berkomitmen bersama-sama membangun tim.
"Terima kasih atas dukungan semua pihak dalam proses kandidasi saya dalam MUNAS Kohati ke 25 ini, semua ikhitiar telah dilakukan, solidaritas telah dibangun, semoga proses rekonsiliasi bisa segera dilakukan," syuukurnya.
Saat ditanya langkah selanjutnya, Sri hanya memohon doa sebab dirinya masih melihat banyak tugas rumah di dalam internal Kohati se-Indonesia yang masih tercecer.
"Sebagai Formateur terpilih saya berkomitmen penuh untuk mengawal semua proses kaderisasi Kohati Cabang di Indonesia, untuk itu saya sekali lagi memohon doa restu pada semua untuk mengawal kerja KOHATI PB kedepannya," pungkasnya. [Red]