Foto: Istimewa |
Sarasehan ini diikuti oleh 100 peserta yang terdiri dari mahasiswa, karyawan STAB Nalanda dan tamu undangan. Acara ini diinisiasi oleh Rumah Moderasi Beragama yang diketuai oleh Andika Febriyanto, M.M yang dalam sambutan berharap dengan terselenggaranya acara sarasehan ini bisa mewujudkan harmonisasi antarumat beragama dalam bulan puasa ini.
Selanjutnnya, Ketua STAB Nalanda Dr. Sutrisno sebagai keynote speaker menyampaikan bahwa pentingnya untuk kita dalam menjaga moderasi dalam beragama agar harmonisasi dapat tercipta.
Dialog dalam acara sarasehan dipandu oleh moderator Ari Ariyanto, M.Pd yang saat ini menjabat sebagai PLT Kaprodi S1 Pendidikan Keagamaan Buddha. Kemudian, terdapat 2 narasumber yaitu; Bhikkhu Hitako dan Kyai Kusen, S.Ag., M.A., Ph.D.
Melalui acara dialog ini dikatakan bahwa moderasi beragama perlu dipraktikkan di Negara Indonesia Ketika kita mau meningkatkan agama kita maka kita harus menghormati agama orang lain. Bhikkhu Hitako juga mengatakan dalam ajaran agama buddha memiliki tradisi puasa dalam artian
Puassa (Pu : Membersihkan atau memurnikan sesuatu yang kotor , assa : musim hujan) yang artinya adalah seseorang yang melakukan puassa itu adalah orang yang bisa menahan diri dari perbuatan asusila, mabuk-mabukkan, mencuri, dan membunuh yang sudah diajarkan dalam dhamma yaitu 5 sila dalam agama buddha jadi dalam puassa itu adalah mengabdikan diri dalam heneng atau hening.
Sementara itu, Kyai Kusen menyampaikan bahwa orang yang tidak beriman adalah orang yang membuat tetangganya tidak aman, jika tetangganya merasa tidak aman maka dia tidak beriman.
siapapun tetangganya apapun agamanya. Barang Siapa yang beriman maka hormatilah tetanggamu. Kemudian Kyai Kusen juga mengatakan “Kuasai dunia besar maka dunia kecil akan tergenggam sendirinya, jika kamu ingin menguasai preman kecil maka kamu harus kuasai Rajanya. Maksudnya Dunia besar itu adalah nafsu maka kuasai nafsumu dan dunia besar ini menjadi kecil.[Red]