Foto: Istimewa |
Senator asal Jatim itu menguraikan bagaimana sikap kita menuju pluralisme dan toleransi beragama di Indonesia kepada siswa SMK Barunawati Surabaya. Salah satunya adalah konsep dialog bertingkat. Lingkungan sekolah, menurut Nawardi, adalah lingkungan yang cocok untuk melatih jiwa toleransi Masyarakat.
Menurut Anggota DPD RI dua periode itu bahwa, ada bentuk dialog antar umat beragama, yang bisa dibedakan menjadi beberapa bagian. Pertama, dialog kehidupan sehari-hari. Dialog yang dilakukan lewat kerja sama dan keteladanan kehidupan sehari-hari di rumah, sekolah, tempat bekerja dan lain sebagainya. Walau tidak langsung menyentuh perspektif iman dan ajaran namun ada hikmahnya yang positif untuk pembelajaran.
“kedua, dialog melakukan pekerjaan sosial. Kerja sama antar umat beragama akan meningkatkan martabat dan kualitas hidup manusia, misalnya membantu mereka yang mengalami penderitaan karena bencana alam, melaksanakan proyek-proyek pembangunan dan lain sebagainya”, jelasnya kepada peserta sarasehan.
Berikutnya, lanjut aktifis asal Madura itu, adalah dialog pengalaman keagamaan. Saling memperkaya dan memajukan penghayatan nilai-nilai dan cita-cita rohani masing-masing pribadi dengan berbagai pengalaman berdoa, meditasi dan sebagainya. Praktiknya bisa dilakukan dengan kegiatan live in, doa bersama untuk perdamaian dunia dan sebagainya.
“Terakhir, dialog pandangan teologis. Dialog ini dilakukan oleh ahli-ahli agama untuk saling memahami dan menghargai nilai-nilai rohani masing-masing. Melalui dialog ini mereka mengangkat pandangan keagamaan dan warisan tradisi keagamaan dalam menyikapi persoalan aktual yang dihadapi bersama”, pungkas Nawardi. [Rls]