Sumber: Pexell |
Sengatan panas itu menyebabkan korban meninggal. Korban pertama sengatan panas di New Delhi tercatat pada Kamis (30/5/2024) petang waktu setempat. Korban jiwa terus berjatuhan. Hingga Sabtu (1/6/2024), sedikitnya 33 orang meninggal di Negara Bagian Bihar, Uttar Pradesh, dan Odisha. Gelombang panas di New Delhi juga mengakibatkan gerombolan burung dan kawanan monyet pingsan atau pun sakit.
Namun, ketika beberapa wilayah panas, Negara Bagian Assam dan Manipur di wilayah timur laut justru dilanda hujan, banjir, dan longsor. Hal itu sebagai dampak topan Remal. Badai awal musim hujan juga menghantam pantai selatan India di Negara Bagian Kerala sejak Kamis. Hujan badai datang dua hari lebih cepat dari prakiraan cuaca. Wilayah di kaki Pegunungan Himalaya, yakni Jammu dan Kashmir, serta wilayah timur laut, yakni Assam, Meghalaya, Arunachal Pradesh, Sikkim, dan Nagaland-Manipur-Mizoram, juga tidak terkena gelombang panas.
Selain di India, fenomena suhu tinggi juga terjadi di Filipina dan Thailand. Di Cavite, daerah di selatan Manila, Filipina, suhu mencapai 47 derajat celsius pada Rabu (24/4/2024). Pada saat yang sama, di sekitar Bangkok, Thailand, suhu mencapai 40 derajat celsius. Di kawasan Thailand utara, suhu rata-rata tercatat 43 derajat celsius. Seorang polisi di Samut Prakan, Thailand, meninggal saat mengatur lalu lintas pada siang hari.
Fenomena suhu tinggi di Asia ini pernah terjadi pada April 2023 (Kompas.id, 18/5/2023). Suhu tinggi hingga 45 derajat celsius tercatat di stasiun pemantauan di beberapa bagian India, Bangladesh, Thailand, dan Laos pada April 2023. Tahun lalu lebih dari 100 orang di India dan negara tetangganya, Pakistan, tewas akibat sengatan panas. Tingginya suhu udara tahun lalu memecahkan rekor sejarah saat itu. Rekor tersebut terpecahkan lagi tahun ini oleh suhu yang mencapai 52,9 derajat celsius di New Delhi.
Setiap tahun, suhu udara di India cenderung naik pada Mei atau Juni. Namun, para ahli telah mengkaji penyebab meningkatnya suhu lebih tinggi di Asia tahun lalu, yaitu karena pengaruh perubahan iklim. Perubahan iklim secara dramatis meningkatkan frekuensi dan intensitas gelombang panas. Kita perlu terus memantau dan mewaspadai fenomena alam ini.[Red]